Sejarah Desa

Sejarah Desa

  1. Sejarah Desa
  2. Legenda Desa (Sasakala)
  3. Desa Tumbang Mujam adalah salah satu Desa Tradisional yang didirikan/dibangun oleh beberapa tokoh masyarakat sebelum kemerdekaan Negara Republik Indonesia yaitu sekitar tahun 1940. Pada mulanya Desa Tumbang Mujam merupakan kawasan hutan yang terletak di sebelah timur sungai tualan yang kemudian dibuka oleh beberapa tokoh masyarakat sebagai tempat pemukiman dengan arah/posisi Pemukiman menghadap kebarat. Pembangunan dan pertambahan penduduk semakin bertambah sehingga pada tahun 1946 masyarakatpun sepakat untuk memilih kepala/pemimpin mereka yaitu Pambakal/Kepala Desa. Tokoh-tokoh masyarakat dimaksud diantaranya adalah AJUN (Hyang Busu) yang merupakan KEPALA DESA (PAMBAKAL, untuk sebutan daerah setempat) yang merupakan  Kepala Desa Pertama pada waktu itu dan SEKRETARIS DESA (WAKIL, untuk sebutan daerah setempat) yang pertama kali dijabat oleh seorang tokoh yaitu REYOT APIS (Hyang Kambe), kemudian tokoh-tokoh berikutnya yaitu PASUH (Hyang Paru) yang menjabat sebagai Kaur Umum (PANGIRAK, untuk sebutan daerah setempat), SIONG (Pang Enun), KALUN (Ongko Pukong), RAMBANG (Ongko Kuyau), SAMUDIN (Hyang Bujon), HARMAN (Ongko Hulang), RANAN (Hyang Bokok), EKAN (Ongko Borang), ECON (Ongko Janggut), JINU (Ongko Janung), TEKI (Ongko Kalue), BATANG (Pang Saman), dan ANAT (Ongko Panjang).
  4.  
  5. Dengan seiring berjalannya waktu Pada tahun 1965 Desa Tumbang Mujam dipindahkan keseberang sungai Tualan yaitu sebelah barat sungai Tualan dengan posisi pemukiman menghadap ke timur, menurut keterangan beberapa tokoh dan narasumber dikarenakan tempat pemukiman tersebut sering dilanda penyakit / wabah dan tingkat angka kematian yang sangat tinggi serta perkampungan yang sulit sekali maju dan berkembang. Menurut kepercayaan masyarakat dan tokoh-tokoh adat serta tokoh agama pada waktu itu, tempat dan posisi pemukiman tidak cocok karena ada beberapa hal penyebab dan salah satunya adalah karena posisi Desa menghadap kebarat. Akhirnya berdasarkan hasil musyawarah dan kesepakatan bersama oleh tokoh-tokoh adat, tokoh Agama, dan seluruh masyarakat diadakanlah sebuah upacara Adat yaitu “MANAJAH ANTANG” artinya “MEMANGGIL BURUNG ELANG (Burung Elang GAIB)” yang tujuanya adalah untuk meminta petunjuk kepada Burung Elang untuk memberitahukan tempat Membuat / Membangun pemukiman baru yang lebih baik dan terbebas dari wabah penyakit serta malapetaka.
  6.  
  7. Pada awal tahun 1965 dengan syarat dan perjanjian, maka Bapak REYOT APIS (Hyang Kambe) yang pada saat itu menjabat sebagai SEKRETARIS DESA (WAKIL, untuk sebutan daerah setempat) mengajukan permohonan / mengusulkan kepada Camat Parenggean yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak PELITA untuk meminta ijin melakukan pemindahan letak Desa / Pemukiman penduduk. Permohanan tersebut dapat diijinkan / dikabulkan tetapi dengan syarat Bapak REYOT APIS (Hyang Kambe) yang pada saat itu menjabat sebagai SEKRETARIS DESA (WAKIL, untuk sebutan daerah setempat) yang mana adalah merupakan orang yang mengusulkan dan bertanggung jawab terhadap usulan tersebut harus memenuhi syarat dan berjanji. Syarat yang diberikan oleh oleh Camat yaitu “Desa / tempat pemukiman baru yang rencananya akan dibangun tersebut harus bisa maju dan berkembang, jika tidak maka Desa / tempat pemukiman baru tersebut dan yang lamapun tidak akan diperhatikan  dan diakui lagi oleh pemerintah setempat”. Syarat tersebutpun disanggupi oleh Bapak REYOT APIS (Hyang Kambe) dan beliau bersumpah/berjanji “jika tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut maka beliau beserta masyarakatnya bersedia dan siap menerima akibatnya, dan mulai hari ini saya bersumpah tidak akan minum air kelapa muda ini lagi untuk seumur hidup jika sampai persyaratan tersebut tidak dapat terpenuhi”. seraya beliau meminum air kelapa muda yang dihidangkan oleh keluarga Camat Parenggean tersebut untuk yang terakhir kalinya sampai syarat yang diajukan oleh Camat tersebut terpenuhi.
  8.  
  9. Selanjutnya Pada pertengahan tahun 1965 segenap masyarakat saling bahu membahu dan bergotong royong mulai dari mempersiapkan lokasi, membuka hutan, dan sampai pada pembangunan rumah serta pembangunan jalan poros Desa yang sekarang di beri nama “JALAN REYOT APIS”. Setelah sebagian pembangunan telah selesai dan beberapa penduduk dari Desa / tempat pemukiman lama sudah mulai pindah dan menetap di Desa / tempat pemukiman yang baru maka diadakanlah acara Pembukaan dan Peresmian Desa yang dipimpin oleh KEPALA DESA (PAMBAKAL) BAPAK AJUN beserta tokoh-tokoh masyarakat yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat setempat. Mengingat usia yang sudah lanjut dan masa jabatan yang sudah cukup lama maka KEPALA DESA (PAMBAKAL) AJUN menyampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa beliau sudah tidak sanggup lagi bekerja dan sudah saatnya bersitirahat dari jabatan KEPALA DESA (PAMBAKAL). Beliau meminta kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada agar dapat memilih dan menunjuk penggantinya sebagai KEPALA DESA TUMBANG MUJAM yang baru. Berdasarkan musyawarah dan pertimbangan yang cukup maka seluruh lapisan masyarakat memilih dan menunjuk BAPAK REYOT APIS (Hyang Kambe) sebagai KEPALA DESA (PAMBAKAL) yang baru di DESA TUMBANG MUJAM.
  10.  
  11. Pada tahun 1965 dimulailah masa kepemerintahan baru yang dipimpin oleh KEPALA DESA (PAMBAKAL) AN. REYOT APIS (Hyang Kambe) dan SEKRETARIS DESA (WAKIL) AN. SIONG. Perjuangan dan pengorbanan untuk memajukan Desa terus-menerus dilakukan oleh BAPAK REYOT APIS (Hyang Kambe) sebagai KEPALA DESA (PAMBAKAL) TUMBANG MUJAM bersama rekan-rekan kerjanya dan seluruh lapisan masyarakat Desa Tumbang Mujam, mengingat untuk memenuhi sumpah/janji yang telah diikrarkan dihadapan Camat Parenggean atas persyaratan terhadap usulan yang telah diajukan.
  12.  
  13. Waktu – waktupun berlalu hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun Desa Tumbang Mujam pun mulai maju dan berkembang, masyarakat hidup sejahtera dan berkecukupan terutama dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan. Sehingga daerah-daerah pertanian, perkebunan, dan peternakan tersebut sampai sekarang masih diingat dan dikenang oleh seluruh keturunan dan lapisan masyarakat Desa Tumbang Mujam.

Adapun beberapa nama daerah tersebut yang terkenal karena kejayaannya adalah sebagai berikut :

  1. Kaleka Sei. Poring

Wilayah pertanian berladang ;

Oleh :   Reyot Apis (Hyang Kambe) sekeluarga, Kalun (Pukong) sekeluarga, Numai (Pang Mari) sekeluarga, Mayan (Ongko Bau) sekeluarga.

  1. Kaleka Mambelum Harangan

Wilayah pertanian berladang, dan peternakan Kerbau ;

Oleh :   Reyot Apis (Hyang Kambe) sekeluarga, Ekan (Ongko Borang) sekeluarga, Siong (Pang Enun) sekeluarga, Teki sekeluarga, Mayan (Ongko Bau) sekeluarga.

  1. Kaleka Depak Tuan

Wilayah pertanian berladang ;

Oleh :   Pasuh (Hyang Paru) sekeluarga, Econ (Hyang Janggut) sekeluarga, Petik (Pang Layap) sekeluarga.

  1. Kaleka Sei. Simpur

Wilayah pertanian berladang, dan perkebunan buah-buahan lokal

Oleh :   Tugal (Pang Tulis) sekeluarga, Tulis (Pang Yatie) sekeluarga, Rambang sekeluarga, Ugai sekeluarga, Atun sekeluarga, Samudin (Ongko Bujon) sekeluarga, Econ (Ongko Janggut) sekeluarga, Petik (Pang Layap) sekeluarga, Katok (Pang Netie) sekeluarga, Selok (Pang Tuneng) sekeluarga .

  1. Kaleka Sei. Tanggiran

Wilayah pertanian berladang, persawahan, perkebunan karet serta peternakan babi dan ayam ;

Oleh :   Reyot Apis (Hyang Kambe) sekeluarga, Teki  sekeluarga, Ambuk Teki sekeluarga, Ugis sekeluarga, Mayan (Ongko Bau) sekeluarga, Dumpek (Hyang Hajo) Sekeluarga, Ranan sekeluarga, Fijar (Pang Salampak) sekeluarga.

  1. Kaleka Sei. Gana

Wilayah pertanian berladang, dan peternakan babi dan ayam ;

Oleh :   Fijar (Pang Salampak) sekeluarga, Muhit (Pang Diging) sekeluarga, Econ (Ongko Janggut) sekeluarga, Kalun (Ongko Pukong) sekeluarga, Muris (Sangit) sekeluarga, Uking (Pang Hetie) sekeluarga, Petik (Pang Layap) sekeluarga, Kornelis (Pang Radou) sekeluarga, Guhung (Pang Agum) sekeluarga.

  1. Kaleka Sei. Gadang

Wilayah pertanian berladang, perkebunan karet dan perkebunan buah-buahan lokal;

Oleh :   Reyot Apis (Hyang Kambe) sekeluarga, Siong (Pang Enun) sekeluarga, Teki (Ongko Kalue) sekeluarga, Ekan (Ongko Borang) sekeluarga, Hoki (Ongko Bakoh) sekeluarga.

  1.  Kaleka Jambu

Wilayah pertanian berladang, perkebunan karet dan perkebunan buah-buahan lokal;

Oleh :   Econ (Ongko Janggut) sekeluarga, Petik (Pang Layap)   sekeluarga, Hoki (Ongko Bakoh).

  1. Kaleka Pakit

Wilayah pertanian berladang, perkebunan karet dan perkebunan buah-buahan lokal;

Oleh :   Econ (Ongko Janggut) sekeluarga, Petik (Pang Layap)   sekeluarga, Hoki (Ongko Bakoh).

  1. Kaleka Sei. Itik

Wilayah pertanian berladang, perkebunan karet dan perkebunan buah-buahan lokal;

Oleh :   Dawit .R (Pang Sayen) sekeluarga, Petik (Pang Layap)   sekeluarga, Saman (Pang Rohani) Sekeluarga, Fijar (Pang Salampak) sekeluarga Dumpek (Hyang Hajo) Sekeluarga, Japar .M (Hyang Batu) Sekeluarga, Muhit (Pang Diging) Sekeluarga.

Serta beberapa daerah lain yang tidak dapat tersebutkan.

Kemudian tibalah waktunya, tanpa disangka-sangka Desa Tumbang Mujam telah kedatangan tamu istmewa beserta rombongannya yang pada waktu itu telah ditunggu-tunggu dan dinanti-nanti oleh seluruh masyarakat Desa Tumbang Mujam. Tamu tersebut tiada lain adalah BAPAK PELITA Camat Parenggean dan wakilnya BAPAK APLOS (Bapa ENDANG) beserta rombongannya. Pesta besar-besaranpun diadakan, hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan menjadi persembahan hidangan dan sajian utama dalam upacara pesta. Hingga tiba saatnya  BAPAK PELITA Camat Parenggean menyampaikan pernyataannya. Beliau menyatakan bahwa Desa Tumbang Mujam telah berhasil maju dan dapat berkembang sehinngga dinyatakan lulus dari persyaratan dan dapat diakui oleh pemerintah setempat, sehingga sumpah/janji yang telah diikrarkan oleh seorang tokoh An. BAPAK REYOT APIS (Hyang Kambe) pada saat pengusulan terdahulu pun sudah terpenuhi dan dicabut.